Selasa, 22 Juli 2014

Hubungan Antar Klausa

Sebuah kalimat majemuk, baik setara mupun bertingkat, terdiri atas lebih dari satu klausa yang saling berhubungan. Ada dua macam hubungan antarklausa, yaitu hubungan koordinatif (setara) dan hubungan subordinatif (bertingkat/tak setara).

1. Hubungan antarklausa yang koordinatif
Hubungan koordinatif menunjukkan hubungan yang setara. Kata penghubung yang digunakan hanya mengkoordinasi klausa yang setara. Hubungan koordinatif menghasilkan klausa yang sama kedudukannya, tidak menunjukkan hierarki karena klausa yang satu tidak menjadi bagian dari klausa yang lain. Yang dihasilkan bukan kalimat majemuk bertingkat, melainkan kalimat majemuk setara. Jadi, kata penghubung pada klausa setara tidak masuk ke dalam klausa mana pun, tetapi berdiri sendiri. Hubungan antarklausa yang koordinatif dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
(1)   Hubungan aditif (jumlah)
Hubungan jumlah ditunjukkan klausa kedua berisikan informasi yang menambahkan isi informasi pada klausa pertama. Kata penghubung yang digunakan adalah dan atau bersama.
- Saya dan Hardi pergi ke sekolah.
- Saya bersama teman-teman memancing di laut.
Perbedaan antara kata hubung dan dengan bersama adalah kata hubung dan dapat menghubungkan nomina/frasa nomina dan nomina/frasa nominal atau pun verba/frasa verbal dan verba/frasa verbal. Sedangkan kata hubung bersama menghubungkan nomina/frasa nominal dan nomina/frasa nominal
(2)   Hubungan adversatif (pertentangan)
Hubungan pertentangan biasanya ditunjukkan oleh klausa kedua yang berisikan informasi yang bertentangan dengan isi informasi pada klausa pertama. Hubungan pertentangan terdiri atas pertentangan yang menyatakan penguatan, pertentangan yang menyatakan implikasi, dan pertentangan yang menyatakan perluasan.
(a) Hubungan pertentangan yang menyatakan penguatan ditunjukkan oleh klausa kedua yang menyatakan sesuatu yang merupakan pertentangan yang menguatkan dan menandasakan infoemasi pada klausa pertama.
- Ia tidak hanya rajin dan pandai, tetapi juga teliti dan rendah hati.
 (b) Hubungan pertentangan yang menyatakan implikasi ditunjukkan oleh klausa kedua yang berisikan pertentangan terhadap implikasi informasi yang dinyatakan oleh klausa pertama.
- Adikku belum bersekolah, tetapi ia sudah bisa membaca dengan mengeja.
- Aku sudah lama berdagang, tetapi belum juga punya banyak uang.
(c) Hubungan pertentangan menyatakan perluasan yang ditunjukkan oleh klausa kedua yang berisikan informasi tambahan untuk melengkapi apa yang dinyatakan oleh klausa pertama. Kadang-kadang informasi justru memperlemah klausa pertama.
- Budaya daerah harus dijaga, tetapi budaya luar yang baik jangan ditolak.
- Anak-anak Indonesia harus diajari bahasa Indonesia dengan baik, tetapi bahasa asing perlu juga dikuasai untuk memperluas cakrawala.
(3) Hubungan alternatif (pilihan)
Hubungan pilihan adalah hubungan yang menyatakan pilihan di antara berbagai kemungkinan yang ada yang ditunjukkan oleh klausa yang dihubungkan itu. Hubungan pilihan dapat menyatakan pertentangan, tetapi juga tidak.
(a) Hubungan pilhan yang menyatakan pertentangan
- Aku terus bersekolah dengan sengsara atau berhenti, lalu mencari uang.
- Kau harus mengatakan kebenaran atau kau harus berbohong dengan mendustai dirimu sendiri?
(b) Hubungan pilihan yang tidak menyatakan pertentangan
- Dia duduk merenungkan masa lalu ataukah sedang merancang masa datang?
- Kamu datang ke sini mau belajar atau mau main kartu?
2. Hubungan antarklausa subordinatif
Hubungan antarklausa subordinatif menunjukkan hubungan yang hierarkis. Kata penghubung yang digunakan menyebabkan klausa yang berada di bawah klausa yang lain karena klausa yang satu menjadi bagian dari klausa yang lain. Yang dihasilkan adalah kalimat majemuk bertingkat.
Dengan kata lain, kata penghubung pada klausa hierarkis masuk ke dalam klausa subordinat. Hubungan antara klausa subordinatif dan klausa utama ditentukan oleh jenis dan fungsi klausa subordinatif. Hubungan itu ditunjukkan oleh jenis kata penghubung (subordinatif) yang digunakan.
(1)   Hubungan sebab
Hubungan sebab terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Kata penghubung yang digunakan adalah sebab, karena, dan oleh karena.
(2)   Hubungan akibat
Hubungan akibat terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan akibat dari kejadian atau perbuatan yang dinyatakan dalam klausa utama. Kata penghubung yang digunakan adalah akibat, akibatnya, dan hasilnya.

(3)   Hubungan tujuan
Hubungan tujuan terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan tujuan dri apa yang disebut oleh klausa pertama. Kata penghubung yang digunakan adalah untuk, demi, agar, dan biar.
(4)   Hubungan syarat
Klausa subordinatif kalimat yang menunjukkan hubungan syarat menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebutkan oleh klausa pertama. Kata penghubung yang digunakan adalah jika, kalau, jikalau, dan asalkan.
(5)   Hubungan waktu
Hubungan waktu ditunjukkan oleh klausa koordinatif yang menyatakan waktu terjadinya suatu peristiwa atau keadaan yang disebutkan oleh klausa pertama. Hubungan waktu terbagi menjadi waktu permulaan, waktu bersamaan, waktu berurutan, waktu batas akhir terjadinya peristiwa atau keadaan.
(a)   Waktu batas permulaan
Waktu batas permulaan ditandai oleh kata penghubung sejak atau sedari
(b)   Waktu bersamaan
Waktu bersamaan ditandai oleh kata penghubung ketika, pada waktu, (se)waktu, serta, seraya, sambil, sementara, selagi, selama, dan tatkala.
(c)    Waktu berurutan
Waktu berurutan ditandai oleh kata penghubung sebelum, sehabis, setelah, sesudah, seusai, dan begitu.
(d)   Waktu batas akhir
Waktu batas akhir digunakan untuk menyatakan akhir atau ujung suatu proses. Waktu batas akhir ditandai oleh kata penghubung samapi dan kepada.
(6)   Hubungan konsesif
Hubungan konsesif terdapat di dalam kalimat subordinatif yang klausa pertamanya tidak mengubah pernyataan yang terdapat di dalam klausa pertama. Hubungan konsesif biasanya ditandai oleh kata penghubung sungguh (pun), biar (pun), meski (pun), walau (pun), sekali (pun), dan kendati (pun).
(7)   Hubungan cara
Hubungan cara ditandai oleh kata penghubung dengan atau tanpa. Klausa subordinatifnya menyatakan cara pelaksanaan sesuatu.
(8)   Hubungan kenyataan
Klausa subordinatif pada hubungan kenyataan atau hubungan komplementatif bertugas melengkapi verba atau melengkapi nomina subjek.
(9)   Hubungan alat
Hubungan alat terdapat pada kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan alat yang disebutkan oleh klausa utama. Kata penghubung yang digunakan adalah dengan, tidak dengan, memakai, dan menggunakan.

(10)           Hubungan perbandingan
Hubungan perbandingan terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatif dan klausa utamanya memiliki unsur yang sama dan tarafnya bersifat sama (ekuatif) atau unurnya sama, tetapi tarafnya berbeda (komparatif).
(a)   Hubungan ekuatif
Hubungan ekuatif mempersyaratkan persamaan taraf antara klausa utama dan klausa subordinatif. Bentuk persamaan yang digunakan adalah sama+adjektiva+dengan atau se-+adjektiva
(b)   Hubungan komparatif
Hubungan komparatif mempersyaratkan perbedaan taraf antara klausa utama dan klausa subordinatif. Bentuk komparasi yang digunakan adalah lebih/kurang+dari atau lebih/kurang+adjektiva+daripada.
(11)           Hubungan hasil
Hubungan hasil terdapat di dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatifnya menyatakan hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan oleh klausa utama. Hubungan hasil ditandai oleh kata penghubung sampai, sampai-sampai, sehingga, dan maka.
(12)           Hubungan atributif
Hubungan atributif ditandai oleh kata penghubung subordinatif yang. Terdapat dua macam hubungan atributif, yaitu atributif restriktif dan atributif takrestriktif. Kalusa dengan yang itu sering juga disebut kalusa relatif.
(a)   Hubungan atributif restriktif
Hubungan seperti ini mewatasi makna nomina yang diterangkannya. Akibatnya, keterangan pewatas itu menjadi bagian integral dari nomina yang diterangkannya itu.
- Istrinya yang tinggal di Bogor berjualan telur.
(b) Hubungan atributif takrestriktif
Klausa relatif pada hubungan atributif takrestriktif hanya memberikan tambahan informasi pada nomina yang diterangkannya. Jadi, kalusa relatif itu tidak merupakan keterangan pewatas bagi nomina yang diterangkannya itu. Di dalam bahasa tulis, kalimat dengan klausa relatif yang menjadi keterangan tambahan itu diapit oleh tanda koma.
- Istrinya, yang tinggal di Bogor, berjualan telur
(13) Hubungan andaian
Klausa subordinatif pada hubungan pengandaian berisikian andaian atas sesuatu yang terdapat pada klausa utama. Di dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis andaian, seperti:
(a)   Andaian yang tidak mungkin terjadi
Andaian jenis ini menggunakan kata penghubung andai kata, seandainya, dan andaikan.

(b)   Andaian yang mungkin terjadi
Andaian jenis ini biasanya menggunakan kata penghubung pengandaian jika, kalau, jikalau, apabila, dan bilamana.
(c)    Andaian yang menggambarkan kekhawatiran
Andaian jenis ini menggunakan kata penghubung jangan-jangan.
(d)   Andaian yang berhubungan dengan ketidakpastian.
Andaian jenis ini menggunakan kata penghubung kalau-kalau.



(14) Hubungan optatif

Klausa utama kalimat majemuk yang berisikan hubungan optatif menyatakan harapan agar apa yang ada pada klausa subordinatif dapat terjadi. Kata penghubung yang digunakan adalah agar, semoga, moga-moga, dan mudah-mudahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar