Sebuah
kalimat majemuk, baik setara mupun bertingkat, terdiri atas lebih dari satu
klausa yang saling berhubungan. Ada dua macam hubungan antarklausa, yaitu
hubungan koordinatif (setara) dan hubungan subordinatif (bertingkat/tak
setara).
1. Hubungan
antarklausa yang koordinatif
Hubungan koordinatif menunjukkan hubungan yang setara. Kata
penghubung yang digunakan hanya mengkoordinasi klausa yang setara. Hubungan
koordinatif menghasilkan klausa yang sama kedudukannya, tidak menunjukkan
hierarki karena klausa yang satu tidak menjadi bagian dari klausa yang lain.
Yang dihasilkan bukan kalimat majemuk bertingkat, melainkan kalimat majemuk
setara. Jadi, kata penghubung pada klausa setara tidak masuk ke dalam klausa
mana pun, tetapi berdiri sendiri. Hubungan antarklausa yang koordinatif dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
(1) Hubungan aditif (jumlah)
Hubungan jumlah ditunjukkan klausa
kedua berisikan informasi yang menambahkan isi informasi pada klausa pertama.
Kata penghubung yang digunakan adalah dan atau bersama.
- Saya dan Hardi pergi ke sekolah.
- Saya bersama teman-teman memancing
di laut.
Perbedaan antara kata hubung dan
dengan bersama adalah kata hubung dan dapat menghubungkan nomina/frasa nomina
dan nomina/frasa nominal atau pun verba/frasa verbal dan verba/frasa verbal.
Sedangkan kata hubung bersama menghubungkan nomina/frasa nominal dan
nomina/frasa nominal
(2) Hubungan adversatif (pertentangan)
Hubungan
pertentangan biasanya ditunjukkan oleh klausa kedua yang berisikan informasi
yang bertentangan dengan isi informasi pada klausa pertama. Hubungan
pertentangan terdiri atas pertentangan yang menyatakan penguatan, pertentangan
yang menyatakan implikasi, dan pertentangan yang menyatakan perluasan.
(a) Hubungan pertentangan
yang menyatakan penguatan ditunjukkan oleh klausa kedua yang menyatakan sesuatu
yang merupakan pertentangan yang menguatkan dan menandasakan infoemasi pada
klausa pertama.
- Ia
tidak hanya rajin dan pandai, tetapi juga teliti dan rendah hati.
(b) Hubungan pertentangan yang menyatakan
implikasi ditunjukkan oleh klausa kedua yang berisikan pertentangan terhadap
implikasi informasi yang dinyatakan oleh klausa pertama.
- Adikku
belum bersekolah, tetapi ia sudah bisa membaca dengan mengeja.
- Aku sudah lama berdagang, tetapi
belum juga punya banyak uang.
(c) Hubungan pertentangan menyatakan perluasan yang
ditunjukkan oleh klausa kedua yang berisikan informasi tambahan untuk
melengkapi apa yang dinyatakan oleh klausa pertama. Kadang-kadang informasi
justru memperlemah klausa pertama.
- Budaya daerah harus dijaga, tetapi budaya luar yang baik
jangan ditolak.
- Anak-anak Indonesia harus diajari bahasa Indonesia dengan
baik, tetapi bahasa asing perlu juga dikuasai untuk memperluas cakrawala.
(3) Hubungan alternatif (pilihan)
Hubungan pilihan adalah hubungan yang
menyatakan pilihan di antara berbagai kemungkinan yang ada yang ditunjukkan
oleh klausa yang dihubungkan itu. Hubungan pilihan dapat menyatakan
pertentangan, tetapi juga tidak.
(a) Hubungan pilhan yang menyatakan
pertentangan
- Aku terus bersekolah dengan sengsara atau berhenti, lalu
mencari uang.
- Kau harus mengatakan kebenaran atau kau harus berbohong
dengan mendustai dirimu sendiri?
(b) Hubungan pilihan yang tidak
menyatakan pertentangan
- Dia duduk merenungkan masa lalu ataukah sedang merancang
masa datang?
- Kamu datang ke sini mau belajar
atau mau main kartu?
2. Hubungan
antarklausa subordinatif
Hubungan antarklausa subordinatif menunjukkan hubungan yang
hierarkis. Kata penghubung yang digunakan menyebabkan klausa yang berada di bawah
klausa yang lain karena klausa yang satu menjadi bagian dari klausa yang lain.
Yang dihasilkan adalah kalimat majemuk bertingkat.
Dengan kata lain, kata penghubung pada klausa hierarkis masuk
ke dalam klausa subordinat. Hubungan antara klausa subordinatif dan klausa
utama ditentukan oleh jenis dan fungsi klausa subordinatif. Hubungan itu
ditunjukkan oleh jenis kata penghubung (subordinatif) yang digunakan.
(1) Hubungan sebab
Hubungan
sebab terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan sebab
atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Kata penghubung
yang digunakan adalah sebab, karena, dan oleh karena.
(2) Hubungan akibat
Hubungan
akibat terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan akibat
dari kejadian atau perbuatan yang dinyatakan dalam klausa utama. Kata
penghubung yang digunakan adalah akibat, akibatnya, dan hasilnya.
(3) Hubungan tujuan
Hubungan
tujuan terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan tujuan
dri apa yang disebut oleh klausa pertama. Kata penghubung yang digunakan adalah
untuk, demi, agar, dan biar.
(4) Hubungan syarat
Klausa
subordinatif kalimat yang menunjukkan hubungan syarat menyatakan syarat
terlaksananya apa yang disebutkan oleh klausa pertama. Kata penghubung yang
digunakan adalah jika, kalau, jikalau, dan asalkan.
(5) Hubungan waktu
Hubungan
waktu ditunjukkan oleh klausa koordinatif yang menyatakan waktu terjadinya
suatu peristiwa atau keadaan yang disebutkan oleh klausa pertama. Hubungan
waktu terbagi menjadi waktu permulaan, waktu bersamaan, waktu berurutan, waktu
batas akhir terjadinya peristiwa atau keadaan.
(a) Waktu batas permulaan
Waktu batas permulaan
ditandai oleh kata penghubung sejak atau sedari
(b) Waktu bersamaan
Waktu bersamaan ditandai
oleh kata penghubung ketika, pada waktu, (se)waktu, serta, seraya, sambil,
sementara, selagi, selama, dan tatkala.
(c) Waktu berurutan
Waktu berurutan ditandai
oleh kata penghubung sebelum, sehabis, setelah, sesudah, seusai, dan begitu.
(d) Waktu batas akhir
Waktu batas akhir
digunakan untuk menyatakan akhir atau ujung suatu proses. Waktu batas akhir
ditandai oleh kata penghubung samapi dan kepada.
(6) Hubungan konsesif
Hubungan
konsesif terdapat di dalam kalimat subordinatif yang klausa pertamanya tidak
mengubah pernyataan yang terdapat di dalam klausa pertama. Hubungan konsesif
biasanya ditandai oleh kata penghubung sungguh (pun), biar (pun), meski (pun),
walau (pun), sekali (pun), dan kendati (pun).
(7) Hubungan cara
Hubungan
cara ditandai oleh kata penghubung dengan atau tanpa. Klausa subordinatifnya
menyatakan cara pelaksanaan sesuatu.
(8) Hubungan kenyataan
Klausa
subordinatif pada hubungan kenyataan atau hubungan komplementatif bertugas
melengkapi verba atau melengkapi nomina subjek.
(9) Hubungan alat
Hubungan
alat terdapat pada kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan alat yang
disebutkan oleh klausa utama. Kata penghubung yang digunakan adalah dengan,
tidak dengan, memakai, dan menggunakan.
(10)
Hubungan
perbandingan
Hubungan
perbandingan terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatif dan klausa
utamanya memiliki unsur yang sama dan tarafnya bersifat sama (ekuatif) atau
unurnya sama, tetapi tarafnya berbeda (komparatif).
(a) Hubungan ekuatif
Hubungan
ekuatif mempersyaratkan persamaan taraf antara klausa utama dan klausa
subordinatif. Bentuk persamaan yang digunakan adalah sama+adjektiva+dengan atau
se-+adjektiva
(b) Hubungan komparatif
Hubungan
komparatif mempersyaratkan perbedaan taraf antara klausa utama dan klausa
subordinatif. Bentuk komparasi yang digunakan adalah lebih/kurang+dari atau
lebih/kurang+adjektiva+daripada.
(11)
Hubungan
hasil
Hubungan
hasil terdapat di dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatifnya menyatakan
hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan oleh klausa utama. Hubungan hasil
ditandai oleh kata penghubung sampai, sampai-sampai, sehingga, dan maka.
(12)
Hubungan
atributif
Hubungan
atributif ditandai oleh kata penghubung subordinatif yang. Terdapat dua macam
hubungan atributif, yaitu atributif restriktif dan atributif takrestriktif.
Kalusa dengan yang itu sering juga disebut kalusa relatif.
(a) Hubungan atributif restriktif
Hubungan
seperti ini mewatasi makna nomina yang diterangkannya. Akibatnya, keterangan
pewatas itu menjadi bagian integral dari nomina yang diterangkannya itu.
- Istrinya
yang tinggal di Bogor berjualan telur.
(b) Hubungan atributif takrestriktif
Klausa relatif pada hubungan
atributif takrestriktif hanya memberikan tambahan informasi pada nomina yang
diterangkannya. Jadi, kalusa relatif itu tidak merupakan keterangan pewatas
bagi nomina yang diterangkannya itu. Di dalam bahasa tulis, kalimat dengan
klausa relatif yang menjadi keterangan tambahan itu diapit oleh tanda koma.
- Istrinya, yang tinggal di Bogor,
berjualan telur
(13) Hubungan andaian
Klausa subordinatif pada hubungan
pengandaian berisikian andaian atas sesuatu yang terdapat pada klausa utama. Di
dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis andaian, seperti:
(a) Andaian yang tidak mungkin terjadi
Andaian jenis ini
menggunakan kata penghubung andai kata, seandainya, dan andaikan.
(b) Andaian yang mungkin terjadi
Andaian
jenis ini biasanya menggunakan kata penghubung pengandaian jika, kalau,
jikalau, apabila, dan bilamana.
(c) Andaian yang menggambarkan
kekhawatiran
Andaian jenis ini
menggunakan kata penghubung jangan-jangan.
(d) Andaian yang berhubungan dengan ketidakpastian.
Andaian jenis ini menggunakan kata
penghubung kalau-kalau.
(14) Hubungan optatif
Klausa utama
kalimat majemuk yang berisikan hubungan optatif menyatakan harapan agar apa
yang ada pada klausa subordinatif dapat terjadi. Kata penghubung yang digunakan
adalah agar, semoga, moga-moga, dan mudah-mudahan