BAB I: Filologi Sebagai Disiplin
Ilmu
A.
Pengantar
Filologi
dikenal sebagai ilmu yang berhubungan dengan kebudayaan masa lampau yang berupa
tulisan. Studi atas karya tulisan masa lampau dilakukan karena adanya anggapan
bahwa dalam tulisan terkandung nilai-nilai yang masih relevan denganj kehidupan
masa kini.
Karya-karya
tulisan masa lampau tersebut meeupakan hasil peninggalan yang mampu
menginformasikan buah pikiranm perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi
kehidupan yang pernah ada.
B.
Pengertian Filologi
Filologi
berasal dari kata Yunani: philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Bentukan kedua kata tersebut menjadi cinta kata atau senang kata. Dalam pengertian yang lebih luas, filologi adalah ilmu
yang menyelidiki perkembangan ilmu kerohanian suatu bangsa dan kekhususannya
atau menyelidiki kebudayaan berdasarkan bahasa dan kesusastraannya (Baried,
dalam Suryani, 2006: 3).
Filologi
sebagai istilah memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut:
a) Filologi
sebagai ilmu tentang pengetahuan yang pernah ada.
b) Filologi
sebagai ilmu bahasa.
c) Filologi
sebagai ilmu sastra tinggi
d) Filologi
sebagai studi teks.
C.
Objek dan sasaran kerja Filologi
Filologi
mempunyai objek dan sasarn kerja, yaitu naskah
dan teks. Wahana teks-teks
filologi ada yang berupa teks lisan dan teks tulisan. Naskah yang menjadi
sasaran kerja filologi dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat
dalam naskah itu merupakan suatu keutuhan dan mengungkapkan pesan.
D.
Tujuan Filologi
Filologi
diperlukan dalam upaya mengungkap informasi mengenai kehidupan masa lampau
suatu masyarakat tertentu, yang tersimpan dalam wujud peninggalan yang berupa
tulisan.
Tujuan
Umum
a) Memahami
kebudayaan suatu bangsa
b) Memahami
makna dan fungsi teks
c) Mengungkap
nilai-nilai budaya lama
Tujuan
Khusus
a) Menyunting
sebuah teks yang dipandang mendekati teks aslinya.
b) Mengungkap
sejarah terjadinya teks dan sejarah perkembangannya
c) Mengungkap
resepsi pembaca pada setiap kurun penerimaannya (Baried, dalam Suryani,
2006:8).
E.
Sudut Pandang dan Orientasi Filologi
Filologi
memandang perbedaan yang ada dalam beerbagai naskah sebagai suatu ciptaan dan
menitikberatkan kerjanya pada perbedaan-perbedaan tersebut, serta memandangnya
sebagai alternatif yang positif. Dalam pandangan ini, naskah dipandang sebagai
dokumen budaya, sebagai refleksi dari
zamannya, aspek tersebut disebut filologi
modern. Sedangkan kegiatan filologi yang menitikberatkan penelitiannya pada
bacaan yang rusak disebut filologi
tradisional.
BAB
II: Kedudukan Filologi di Antara Ilmu-Ilmu Lain
A.
Ilmu Bantu Filologi
1. Linguistik
Cabang linguistic yang
dipandang dapat memantu filologi, antara lain: etimologi, sosiolinguistik, dan
stilistika. Etimologi adalah ilmu yang mempelajari asal-usul dan sejarah kata.
Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perilaku bahasa
dan perilaku masyarakat. Sedangkan Stilistika, yaitu cabang yang menyelidiki
bahasa satra, khususnya gaya bahasa.
2. Pengetahuan
Bahasa-Bahasa yang mempengaruhi Bahasa Teks
Bahasa yang
mempengaruhi bahasa-bahasa naskah Nusantara, di antaranya; bahasa Sansekerta,
Tamil, Arab Persi, dan bahasa daerah yang serumpun dengan bahasa naskah. Ilmu
bantu filologi yang tidak kalah pentingnya adalah paleografi, yakni ilmu macam-macam
tulisan kuno.
3. Ilmu
Satra
Hal ini dimaklumi
karena naskah-naskah Nusantara kebanyakan mengandung teks satra, yakni teks
yang bercerita rekaan (fiksi). Salah satu cabang ilmu sastra yang lainnya,
yakni Sosiologi Sastra merupakan ilmu
yang berusaha melakukan pendekatan terhadap sastra dengan mempertimbangkan
segi-segi kemasyarakatan.
4. Pengaruh
Agama Hindu, Budha, dan Islam
Pengetahuan tentang
agama Hindu, Budha, dan Islam sangat diperlukan sebagai bekal penanganan
sebagian besar naskah-naskah Nusantara, terutama untuk naskah-naskah yang
berisi keagamaan.
5. Sejarah
Kebudayaan
Melalui sejarah
kebudayaan, akan diketahui pertumbuhan dan perkembangan unsur-unsur budaya
suatu bangsa. Unsur-unsur yang erat kaitannya dengan pendekatan historis
karya-karya lama Nusantara, antara lain system kemasyarakatan, kesenian, ilmu
pengetahuan, dan agama.
6. Antropologi
Filolog dapat
memanfaatkan hasil kajian atau metode
antropologi sebagai suatu ilmu yang objek penyelidikan manusia dipandang darin
segi fisik, masyarakat, dan kebudayaannya.
7. Folklor
Folklor menyentuh setiap aspek
kehidupan tradisional. Unsur-unsur yang dirangkumnya yaitu, golongan unsure
budaya bersifat lisan dan golongan unsure budaya berupa upacara-upacara. Folklor
erat kaitannya dengan filologi karena banyak teks lama yang mencerminkan
unsure-unsur folklor.
B.
Filologi sebagai Ilmu Bantu Ilmu-Ilmu
Lain
Filologi
sangat diperlukan dalam penelitian-penelitian linguistic. Ahli-ahli linguistic
memerlukan suntingan teks-teks lama hasil kerja filologi. Filologi dapat
menjadi ilmu bantu ilmu sastra, karena banyak naskah-naskah lama yang membahas
atau maengkaji tentang sastra. Naskah-naskah Nusantara banyak yang mengandung
tks-teks keagamaan. Sehubungan dengan itu, suntingan naskah, terutama naskah
yang mengandung teks keagamaan/sastra kitab dan hasil pembahasan kandungannya,
akan menjadi bahan penulisan perkembangan agama yang sangat berguna. Filologi
dapat menjadi ilmu bantu ilmu filsafat, karena renungan yang bersifat filsafat
terjadi di masa lampau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar